SilsilahKeturunan Raja-Raja: Kerajaan Siak Sri Indrapura Dan Kerajaan Pelalawan . Tersimpan di: Main Author: H.T.S Umar Muhammad.dkk: Format: Book: Bahasa: ind: Terbitan: Silsilah Kurunan Raja-Raja Kerajaan Siak Sri Indrapura dan Kerajaan pelalawan oleh: Eci Rahmayani SILSILAH RAJA RAJA JAWA SILSILAH RAJA RAJA JAWA Punika Serat Asalipun para penjenengan Nata. Ugi Putra Wayahdhalem sedaya. Kawiwitan saking Hingkang Sinuhun Prabu Brawijaya V, Hingkang Pamungkas. Mugi handadosna kahuningan sarta wonten klinta-klintu kulo nyuwun samodra pangaksami. PADUKA SINUHUN PRABU BRAWIJAYA V PAMUNGKAS di Majapahit tahun 1334. Hingkang Sinuhun Prabu BRAWIJAYA V, memperistri Gusti Kanjeng Ratu Handarawati, putri Campa. Dalam riwayat Sang Prabu memegang Kekuasaan selama 50lima puluh tahun, karena ayahnda menjadi raja hanya 4empat tahun. Memperoleh banyak keturunannya sebanyak 100seratus putera-puteri. Dan penulis disini hanya menyajikan 91 sembilan puluh satu putera-puteri, sedangkan yang meninggal tidak. Nama putera puteri Sang Prabu BRAWIJAYA, adalah sebagai berikut Raden Jaka Dilah, menjabat Adipati di Palembang; Raden Jayapanulih, menjabat Adipati di Sumenep; Putri Ratna Pambayun, menikah dengan Prabu Srimakurung Handayaningrat, di Pengging yang terakhir. Dewi Manik, menikah dengan Hario Gumangsang; Hario Lembu Peteng, menjabat Adipati di Madura; Hario Dewa Ketul, menjabar Adipati di Bali; Raden Jaka Prabangkara; Raden Jaka Krewet, menjabat Adipati di Borneo Kalimantan; Raden Jaka Kretek, menjabat Adipati di Makasar Sulawesi; Raden Surenggana; Raden Sujana, menjabat Adipati di Palembang; Putri Ratna Bintara, menikah dengan Adipati Nusabrong; Raden Fatah Syam Alam Akbar Sultan Demak I pertama; Raden Bundan Kajawan Kiyai Ageng Tarup III; Ratu Ayu, menikah dengan Hajar Windusana; Raden Gajah Pramana; Putri Ratna Marsandi, menikah dengan Juru Paniti; Putri Ratna Marlangen, menikah dengan Adipati Marlangen; Putri Ratna Sataman, menikah dengan Hario Jaranpanulih; Putri Ratna Satamin, menikah dengan Hario Bangah, di Pengging; Batara Katong, menjabat Adipati Katong, di Ponorogo; Raden Gugur, Sunan Lawu; Putri Kanistren, menikah dengan Hario Baribin, di Madura; Putri Kaniraras, menikah dengan Hario Pekik, di Pengging; Dewi Ambar, menikah dengan Hario Partaka; Raden Hario Surongsong, meninggal di Kedu. Raden Hario Wangsa, nama gelar Kyai Ageng Pilang; Raden Jaka Dandun, nama gelar Syeh Belabelu; Raden Jaka Dander, nama gelar Nawangsaka; Raden Jaka Balot, nama gelar Kidangsana; Raden Jaka Barak, nama gelar Carang Gana; Raden Jaka Paturih, nama gelar Pacangkringan; Putri Dewi Sampur; Raden Jaka Laweh, nama gelar Duruan; Raden Jaka Jaduk, nama gelar Malang Sumirang; Raden Jaka Balut, nama gelar Megatsari; Raden Jaka Suwung; Putri Dewi Sukati; Raden Jaka Tarwa, nama gelar Banyakwulan; Raden Jaka Maluwa, nama gelar Banyak Modang; Raden Jaka Lanang, nama gelar Banyak Bakung; Raden Jaka Langsing, nama gelar Banyakputra; Putri Dewi Rantang; Raden Jaka Semprung, nama gelar Kiyahi Ageng Brandet; Raden Kunijang, nama gelar Hario Tepos; Raden Jaka Lemboso, nama gelar Hario Pacetlondo; Raden Jaka Lirih; Raden Jaka Lawu; Putri Dewi Paniwet; Raden Jaka Barong; Raden Jaka Bindho, nama gelar Baratketigo; Raden Jaka Blabur, nama gelar Saputarup; Raden Jaka Budu, nama gelar Tawangbalun; Raden Jaka Tarikbolong; Raden Jaka Lengis, nama gelar Jejeran; Raden Guntur; Raden Jaka Malot; Raden Jaka Sinorang, nama gelar Sulangjiwa. Raden Jaka Jatang, nama gelar Singapadu; Raden Jaka Karawu, nama gelar Macanpuro; Raden Jaka Krendo, nama gelar Panulahar; Raden Jaka Jinggring, nama gelar Norowito; Raden Jaka Salembar, nama gelar Panangkilan; Raden Jaka Tangkeban, nama gelar Wanengwulan; Raden Jaka Buras, nama gelar Palingsingan; Raden Jaka Kaburu, nama gelar Pasingsingan; Raden Jaka Lambang, nama gelar Hasticepi; Raden Jaka Lumuru, nama gelar Katawangan; Raden Jaka Doblang, nama gelar Yudasara; Raden Jaka Golok, nama gelar Jatinom; Raden Jaka Bluwa, nama gelar Syeh Sekardali; Raden Jaka Wayah, nama gelar Syeh Bubukjanur; Raden Jaka Pandak, nama gelar Syeh Kaliatu; Raden Jaka Bodho, nama gelar Kiyai Ageng Majastra; Raden Jaka Gapyuk, nama gelar Kiyai Ageng Palesung; Raden Jaka Sengara, nama gelar Pangayat; Raden Jaka Supeno, nama gelar Kiyai Ageng Tembayat; Raden Jaka Pangawe, nama gelar Raden Singunkara; Raden Jaka Turas, nama gelar Raden Hadangkoro; Raden Jaka Suwanda, nama gelar Raden Jaka Lelana; Raden Jaka Suwarno, nama gelar Raden Jaka Tanengkung; Raden Jaka Ketul, nama gelar Raden Lembaksiu; Raden Jaka Dalun, nama gelar Gagakpranolo, dimakamkan di pasarean Astana Laweyan Solo; Raden Jaka Wirun, nama gelar Raden Sarasidho; Raden Jaka Sumeno, nama gelar Raden Kenitan; Raden Jaka Besur, nama gelar Raden Saragading; Raden Jaka Gatot, nama gelar Raden Balaruci; Raden Jaka Raras, nama gelar Raden Notosanto; Raden Jaka Paniti, nama gelar Raden Panurta; Raden Jaka Paniti, nama gelar Raden Lawangsari, dan Raden Jaka Sawunggaling. Diantara keturunan Prabu BRAWIJAYA V Pamungkas, sebanyak 8delapan putera-puteri pindah dan berkedudukan di pulau Bali, beserta banyak punggawa abdi dalem dan rakyat pengikutnya kawulo. Mereka mendirikan kerajaan dan menurunkan para Stede houwer, Raja-raja. Menurut asalnya masyarakat di Bali terdapat dua turunan adalah 1. Keturunan Bali asli; 2. Keturunan Majapahit. RUNTUH KERAJAAN MAJAPAHIT Para Wali menobatkan putra Prabu BRAWIJAYA V yang ke 13tigabelas di Majapahit, bernama Raden Fatah, satriya dari Glagahwangi, nama gelar Adipati Notopraja. Kerajaan pindah ke Jawa Tengah, dengan ibukotanya Demak. Kemudian nama gelar beliau Sultan Bintara Ipertama, atau diebut juga dengan gelar nama Syah Alam Akbar, memegang kekuasaan kerajaan selama 5lima tahun. Setelah wafat kedudukan beliau digantikan oleh putranya Raden Prawata, nama gelar Sultan Bintara IIkedua, memegang kekuasaan kerajaan selama 2dua tahun. Setelah wafat digantikan saudaranya Raden Trenggono, nama gelar Sultan Bintara IIIketiga, memegang kekuasaan kerajaan selama 33tiga puluh tiga tahun. Mereka dimakamkan dibelakang masjid Demak. Dalam riwayat putra Sultan Bintara IIkedua bernama Hario Penangsang, satriya di Jipang tidak menyetujui penobatan Sultan Trenggono, sehingga terjadi perang antara Hariao Penangsang dengan Jaka Tingkir Sultan Pajang adalah sebagai putra mantu Sultan Demak III di Demak. Karena kerajaan Demak tahun 1458 pindah ke Pajang. Perang dimulai oleh pihak Raden Danag Sutawijaya, yang dipimpin oleh Kiyai Ageng Jurumartani, beliau adalah kakek pamannya, disertai pula oleh Kiyai Agneg Pati, serta ayhnda Kiyai Ageng Pemanahan. Dan dalam riwayat Raden Hario Penangsang gugur dalam medan perang. Raden Danang Sutawijaya, diberikan hadiah tanah wilayah Mantaok; sedangkan Kiyai Ageng Penjawi mendapat hadiah tanah wilayah Pati. PUTRA PUTRI DALEM KANJENG SULTAN BINTARA III RADEN TREANGGONO Keturunan Sultan Bintara III, sebanyak 10sepuluh putera puteri, adalah 1. Panembahan Mangkurat; 2. Ratu Mas Pambayun, menikah dengan Kiyai Ageng Lang; 3. Panembahan Prawata Ipertama; 4. Ratu Mas Mantingan, menikah dengan Pangeran Made Pandan; 5. Ratu Mas Kalinyamat; 6. Ratu Mas Hario di Surabaya; 7. Ratu Mas Katambang; 8. Ratu Mas Cepaka, menikah dengan Sultan Pajang Hadiwijaya; 9. Panembahan Mas di Madiun, dan 10. Ratu Sekarkedaton. Kanjeng Sultan Bintara III, mempunyai isteri / garwa, adalah * Garwa/isteri yang pertama no1 adalah putera Kiyai Ageng Malaka; * Garwa/isteri yang kedua no2 adalah putera Sunan Kalijaga. Nyi Mas Ratu Kalinyamat, bertapa tanpa busana hanya terselimutkan oleh rambut beliau di wukir Bonoraja, hal ini dilakukan karena suaminya dibunuh oleh Raden Hario Panangsang. Beliau berikrar "Ora pati bubar singku tapa yen ora keset rambute Hario Panangsang" / "Jika karena mati bertapa ini tidak disudahi kalau tidak keset rambutnya Hario Penangsang". Panembahan Prawata I, menurunkan 4empat putera puteri adalah 1. Raden Ayu Juru. 2. Panembahan Prawata II. 3. Raden Ayu Surajaya, dan 4. Panembahan Pruwita di Ngreden Delanggu. Cucu dari Kanjeng Sultan Bintara III. Panembahan Mas di Madiun, menurunkan 13tiga belas putera puteri adalah 1. Raden Ayu Semi, di Kalinyamat; 2. Raden Ayu Pengulu; 3. Pangeran Kanoman; 4. Raden Ayu Pasangi; 5. Raden Mas Lontang Hirawan, di Japan; 6. Raden Ayu Dumilah, menikah dengan Sinuhun Panembahan Senapati di Mataram, isteri ke 2dua; 7. Raden Mas Tangsang Hirawan, di Madiun; 8. Raden Mangkurat Wiryawan, di Madiun; 9. Raden Hario Sememi; 10. Raden Hario Sumantri; 11. Raden Ayu Pamegatan; 12. Panembahan Hawuryan, dan 13. Raden Hario Kanoman. Raden Mas Lontang Hirawan, menurukan 3tiga putera puteri, adalah 1. Panembahan Juminah IIkedua, di Madiun; 2. Raden Mas Julik, dan 3. Raden Hario Partoloyo, di Madiun. Panembahan Juminah IIkedua, menurunkan putera puteri, adalah * Raden Balitar, menurunkan Raden Tumenggung Balitar, menurunkan Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwana, Prameswari Pakubuwana Ipertama, menurunkan Sinuhun Prabu Mangkurat Jawa. RATNA PAMBAYUN PUTRIDALEM HINGKANG SINUHUN PRABU BRAWIJAYA V, PAMUNGKAS DI MAJAPAHIT. Menikah dengan Srimakurung Prabu Handayaningrat yang terakhir, berkedudukan di Pengging. Runtuhnya keadaan Kerajaan Pengging senasib dengan Kerajaan Majapahit dari penyerbuan Islam. Ratna Pambayun menurunkan 3tiga putera puteri, adalah 1. Kiyai Ageng Kebokanigara, tidak mempunyai keturunan; 2. Kiyai Ageng Kebokenanga, menurunkan Mas Karebet, dan 3. Raden Kebo Amiluhur, dewasa wafat. Mas Karebet pada waktu masih balita telah ditinggal wafat ayah, dan tak lama kemudian ibunya wafat. Sepeninggalan orang tuanya diasuh oleh Kiyai Ageng Tingkir, beliau adalah seperguruan dengan ayah Mas Karebet. Oleh karenya tempat tinggal berpindah dari Pengging ke Tingkir letaknya dekat kota Boyolali -Salatiga, dan kebetulan Kiayi Ageng Tingkir tidak mempunyai keturunan. Dalam riwayat Mas Karebet setelah dewasa mengabi ke Demak menjadi prajurit Tamtama, karena berparas tampan dan cerdik diambil menantu oleh Sang Prabu, dinikahkan dengan Ratu Mas Cepaka. Menurunkan 7tujuh putera puteri, adalah 1. Ratu Mas Pambayun, di Ngarisbaya; 2. Ratu Mas Kumelut, di Tuban; 3. Ratu Mas Adipati, di Surabaya; 4. Ratu Mas Banten, dinikahi Adipati Mondoroko, sebagai Patih dari Sinuhun Panembahan Senopati. 5. Ratu Mas Japara; 6. Adipati Benawa, nama gelar Sultan Hadiwijaya, di Pajang, dan 7. Pangeran Sindusena. Tahun 1458 Sultan Hadiwijaya, dinobatkan raja di Pajang, dan berkuasa selama 32tiga puluh dua tahun. Sultan Ngawantipura, dinobatkan sebagai raja dan berkuasa selama 3tiga tahun. Adipati Benawa Sultan Hadiwijaya, dinobatkan sebagai raja dan berkuasan selama 1satu tahun. Setelah wafat Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan puteranya Adipati Benawa, dimakamkan di pasareyan Butuh, terletak di wilayah Kabupaten Sragen. Kanjeng Adipati Benawa menurunkan 3tiga putera puteri yaitu Pangeran Mas, menjabat sebagai Adipati di Pajang. Pangeran Kaputrah, di Pajang. Kanjeng Ratu Mas Hadi, sebagai prameswari Hingkang Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, di Mataram, menurunkan putra Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di Mataram. Ratu Mas Banten, menikah dengan Adipati Mondoroko Ki Jurumartani, menjabat Patih Paduka Sinuhun Panembahan Senapati ing Ngalaga, di Mataram, menurunkan putera puteri 1. Adipati Jagabaya Banten, menurunkan putra a. Adipati Senabaya Banten, menurunkan putra b. Kanjeng Panembahan Bagus Banten, mwnurunkan putra c. Raden Ayu Tirtokusumo ing Pancuran, menurunkan putra d. Raden Ajeng Temu, menikah dengan Adipati Sindurejo, menjabat Patih dari Hingkang Sinuhun Paku Buwana III di Surakarta, menurunkan putra e. Kanjeng Bandara Raden Ayu Adipati Mangkunegoro II di Surakarta, menurunkan putra f. Raden Ayu Notokusumo Raden Ajeng Sayati menurunkan putra g. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro III. Ini adalah Trah Keturunan dari Adipati Mondoroko Ki Jurumartani. Adipati Mondoroko menurunkan putra Pangeran Hupasanta hing Batang, menikah dengan putri Adipati Benawa hing Pajang, menurunkan putra 1. Kanjeng Ratu Batang, sebagai Prameswari Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo, di Mataram. 2. Panembahan Mas, menjabat Adipati di Pajang putra dari Adipati Benawa, peputra Panembahan Radin, Panembahan Ramawijaya, dan Raden Ayu Purbaya III. 3. Kanjeng Ratu Kulon, sebagai prameswari dari Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung ing Mataram. 4. Pangeran Pujamenggala. 5. Pangeran Adipati Wiramenggala. Ini adalah putra dari Pangeran Mas Adipati hing Pajang. Pergantian Dinasti ke Putra Majapait RADEN BUNDANKAJAWAN / BONDAN KEJAWEN Asal keturunan Raja di Mataram sampai dengan Raja Surakarta. Kiyai Ageng Tarup II,mempeisteri widadari bernama Dewi Nawangwulan, menurunkan putra Dewi Nawangsih, kagarwa Raden Bunda Kajawan, putra Sinuhun Prabu Brawijaya V di Majapait. Kemudian memakai nama gelar Kiyai AGENG TARUP III, menurunkan 3tiga putra putri adalah 1. Raden Dukuh Kiyai Ageng Wonosobo, menjadi putra menanatu Sunan Maja Agung. 2. Raden Depok, Syeh Abduliah, demikian pula menjadi putra menantu Sunan Maja Agung 3. Rara Kasihan, menikah dengan Kiyai Ageng Ngerang I. 2. Raden Depok, kemudian memaki nama gelar Kiyai Ageng Getaspandawa. menurunkan putera 1. Bagus Sogam, setelah dewasa bernama Abdulrachman. Tempat kediaman di desa Selo, memakai nama gelar Kiyai Ageng Selo. Kiyai Ageng Selo menikah dengan 1. putrinya Kiyai Ageng Wonosobo, masih keponakan dari saudara. 2. putrinya Kiyai Ageng Ngerang, masih keponakan dari saudara. Putra dari isteri bernama Bagus Anis/Henis, wafat dimakamkan di Astana Lawiyan Sala. Garwanipun Kiyai Ageng Anis/Henis adalah putra dari Kiyai Ageng Wonosobo, menurunkan putra Bagus Kacung, nama gelar Kiyai Ageng Pemanahan, karena semula bertempat tinggal di desa Manahan Sala. Dan setelah putranya dinobatkan sebgai Raja Mataram, berganti nama gelar yaitu Kiyai Ageng Mataram. Beliau wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, Yogyakarta. Isteri dari putranya Pangeran Made Pandan menurunkan putra Adipati Manduranegara. Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati di Ngalaga. Pangeran Ronggo. Nyai Ageng Tumenggung Mayang. Pangeran Hario Tanduran. Nyai Ageng Tumenggung Jayaprana. Pangeran Teposono. Pangeran Mangkubumi. Pangeran Singasari. Raden Ayu Kajoran. Pangeran Gagak Baning, wafat dimakamkan berdampingan dengan Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati di makam Astana Kota Gede. Pangeran Pronggoloyo. Nyai Ageng Haji Panusa, di Tanduran. Nyai Ageng Panjangjiwa. Nyai Ageng Banyak Potro, di Waning. Nyai Ageng Kusumoyudo Marisi. Nyai Ageng Wirobodro, di Pujang. Nyai Ageng Suwakul, wafat dimakamkan di Astana Lawiyan. Nyai Ageng Mohamat Pekik di Sumawana. Nyai Ageng Wiraprana di Ngasem. Nyai Ageng Hadiguno di Pelem. Nyai Ageng Suroyuda Kajama. Nyai Ageng Mursodo Silarong. Nyai Ageng Ronggo Kranggan. Nyai Ageng Kawangsih Kawangsen. Nyai Ageng Sitabaya Gambiro. Jenjang urutan dari Prabu Brawijaya V. Prabu Brawijaya V di Majapait, menurunkan putera puteri adalah Raden Bundan Kajawan, peputra Raden Getas Pendawa, peputra Kiyai Ageng Selo, peputra Kiyai Agepg Anis/Henis, peputra Kiyai Ageng Pemanahan, peputra Hingkang Sinuhun Panembahan Senapati ing Ngalaga. HINGKANG SINUHUN PANEMBAHAN SENAPATI ING NGALAGA HINGKANG SINUHUN PANEMBAHAN SENAPATI ING NGALAGA Dinobatkan sebagai Raja Mataram pada tahun 1586. Belia wafat pada tahun 1601. Pernikahan 1pertam dengan putri dari Kiyai. Ageng Pati Panjawi. Pernikahan 2kedua dengan putra dari Adipati Mas hing Madiun. Putra putri beliau adalah 1. Gusti Kanjeng Ratu Pambayun Garwa Kiayi Ageng Mangir. Setelah berstatus janda menikah dengan Kiyai Ageng Karanglo. 2. Pangeran Ronggo, Raden Ronggo diriwayatkan bertarung dengan Uling Laut Selatan. Bibi dari Kalinyamat. 3. Pangeran Puger, menjabat sebagai Adipati di Demak. 4. Pangeran Teposono. 5. Pangeran Purbaya, diberikan sebutan Purbaya terbang. Bibi dari Giring. 6. Pangeran Rio Manggala. 7. Adipati Jayaraga di Ponorogo. 8. Hingkang Sinuhun Hadi Prabu Hanyakrawati. 9. Gusti Raden Ayu Demang tanpa Nangkail. 10. Gusti Raden Ayu Wiramantri, di Ponorogo. 11. Pangeran Pringgalaya. 12. Panembahan Juminah, putra dari isteri 13. Adipati Martalaya, di Madiun. 14. Pangeran Tanpa Nangkil Paduka Sinuhun Panembahan Senapati, raja Mataram wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, demikan juga Pangeran Ronggo. KERAJAAN PINDAH DUMATENG MATARAM. IBU KOTA, PLERET. Pergantian Dinasti adalah Bondan Kejawan, putra Majapahit nomor 14. Paduka Sinuhun Panembahan Senapati, dinobatkan menjadi Raja pertama kali. Sekar Sinom "Nulata laku utama, tumraping wong Tanah Jawi. Priyagung hing Ngeksigondo, Panembahan Senapati. Kapati amarsudi, sudaning hawa lan napsu. Pinesu tapa brata, tanapi hing siyang ratri. Amemangun karyanak tyasing sasama." ASALSILSILAH PADUKA SINUHUN PRABU HADI HANYAKRAWATI di Mataram. Menurut Pancer dari garis Ibu Dinobatkan menjadi Raja tahun 1601, dan wafat pada tahun 1613 . Silsliah Sunan Maulana Mahribi, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang I, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang II, menurunkan putera Kiyai Ageng Ngerang III, menikah dengan Ratu Panengah, putra dari Sunan Kalijaga, menurunkan putera Kiyai Ageng Penjawi Pati, menurunkan putera Kanjeng Ratu Mas, menikah dengan Paduka Sinuhun Penembahan Senapati Ing Ngalaga, menurunkan putera Paduka Sinuhun Prabu HANYAKRAWATI di Mataram. Wafat dimakamkan di Astana Kota Gede, disebelah bawah makam ayahnda. Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, menikah yang pertama dengan Gusti Kanjeng Ratu MASHADI putri dari Adipati Benawa di Pajang. Menikah yang kedua dengan Ratu Lungayu di Ponorogo. Menurunkan putra putri sebanyak 12duabelas yaitu 1. Paduka Sinuhun Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. 2. Pangeran Hario Mangkubumi. 3. Pangeran Bumidirja. 4. Pangeran Martapura. 5. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Pekik Surabaya. 6. Ratu Mas Sekar, garwa Pangeran Ronggo hing Pati. 7. Pangeran Buminata. 8. Notopuro. 9. Pangeran Pamenang. 10. Pangeran Sularong. 11. Gusti Kanjeng Ratu Wirakusuma hing Jipang. 12. Pangeran Pringgoloyo. Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, mendapat gelar nama yaitu Sinuhun sedho Krapyak. berkenaan dengan peristiwa saat Paduka Sinuhun wafat pada saat berburu di hutan Krapyak. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SULTAN AGUNG PRABU HANYAKRAKUSUMA Dari garis pancer Ibu Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1613. Beliau wafat pada tahun 1645. Wafat dimakamkan di Pesarean Astana Pajimatan Imogiri, Ngayugyakarta; yang pertama-kali. Isteri beliau masih saudara keponakan putri dari Pangeran Hupasanta di Batang, bernama Kanjeng Ratu Kulon utawi Kanjeng Ratu Batang. a. Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir di Butuh Sragen, menurunkan putera b. Pangeran Adipati Benawa hing Pajang, menurunkan putera c. Gusti Kanjeng Ratu Mas Hadi, sebagai prameswari Paduka Sinuhun Prabu Hadi Hanyakrawati, menurunkan putera d. Hingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma hing Mataram. menurunkan putera putri sebanyak 8delapan adalah 1. Pangeran Demang Tanpa Nangkil. 2. Pangeran Ronggo Kajiwan. 3. Gusti Ratu Ayu Winongan. 4. Pangeran Ngabehi Loring Pasar. 5. Pangeran Purubaya. 6. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung, di Mataram. 7. Gusti Raden Ayu Wiromantri. 8. Pangeran Danupaya. Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indoneisa, pada tahun 1980, dengan Piagam yang ditandatangani Presiden Soeharto. Yen Sinuhun ing Mataram Sultan Agung tan kena tiniru yekti. Sebab iku Wali Ratu. Mujijate wus dadiyo pratanda. Wali miwah jumeneng Ratu. Pindha Kang Maha Suci, hangejawantah dadi Sang Prabu. Lir Njeng Rasullolah nguni, wus kaliyang nunggal. Mula mintaha Barkah kemawon. H1NGKANG SINUHUN PRABU HAMANGKURAT AGUNG, HING MATARAM, SAKING HINGKANG IBU Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1645. Wafat pada tahun 1677. Prameswari Paduka Hamangkurat Agung yang Pertama, adalah putri dari Pangeran Pekik, di Surabaya. Prameswari Paduka Hamangkurat Agung yang Kedua, adalah putri dari Panembahan Radin. Kiyai Ageng Dukuh di Wonosobo, menurunkan putra Pangeran Made Pandan, menurunkan putra Adipati Mondoroko, nama gelar Ki Jurumartani, menurunkan putra Pangeran Huposonto di Batang, menurunkan putra Kanjeng Ratu Kulon, menikah dengan Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. Disebut juga dengan nama gelar Kanjeng Ratu Batang, menurunkan putra Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Harnangkurat Agung, di Mataram, Putra putri beliau seluruhnya adalah 1. Paduka Sinuhun Hamangkurat Mas Amral, dilahirkan dari Isteri Pertama Kanjeng Ratu Kulon, adalah putri dari Pangeran Pekik, di Surabaya. 2. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana Ipertama atau Pangeran Puger, dilahirkan dari isteri kedua Kanjeng Ratu Wetan, adalah putri dari Panembahan Radin, 3. Gusti Raden Ayu Pamot. 4. Pangeran Martosana. 5. Pangeran Singasari. 6. Pangeran Silarong. 7. Pangeran Notoprojo. 8. Pangeran Ronggo Satoto. 9. Pangeran Hario Panular. 10. Gusti Raden Ayu Adip Sindurejo, menikah dengan Patih Sindurejo di Kartasura. 11. Gusti Raden Ayu Kletingkuning, garwanipun Raden Trunajaya, Hingkang ngraman. 1674 - 1680 12. Gusti Raden Ayu Mangkuyudo. 13. Gusti Raden Ayu Adipati Mangkupraja. 14. Pangeran Hario Mataram. 15. Bandara Raden Ayu Danureja. 16. Gusti Raden Ayu Wiromenggolo. Paduka Sinuhun Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung, wafat dimakamkan di Tegal Arum. Dusun Jelak Kota Tegal. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PAKU BUWANA I DI KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada thaun 1704. Wafat pada tahaun 1719. Paduka yang dinobatkan sebagai Raja yang pertama kali di Kartasura, Paduka inuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Amral. Kemudian tapuk kerajaan digantikan oleh putranya Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Kencet. Kemudian digantikan oleh paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana I Puger. Adik Paduka Sinuhun Hamangkurat Amral, mempersunting Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana, putrinipun Tumenggung Balitar. a. Kanjeng Gusti Adipati Benawa di Pajang, menurunkan putra b. Panembahan Radin, menurunkan putra c. Kanjeng Ratu Wetan, Prameswari dari Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung, menurunkan putra d. Paduka Sinuhun Paku Buwana I, di Kartasura; menurunkan putra putri 1. Gusti Raden Ayu Lembah. 2. Pangeran Ngabehi. 3. Paduka Sinuhun Hamangkurat Jawa, 4. Gusti Raden Ayu Mangkubumi. 5. Pangeran Herucakra Hing Madiun. 6. Pangeran Hario Prangwadono. 7. Pangeran Ngalaga. 8. Pangeran Pamot. 9. Adipati Sindurejo. 10. Pangeran Purubaya, di Lamongan, saking garwa. 11. Pangeran Balitar. 12. Kanjeng Ratu Ajunan, menikah dengan Pangeran Tjakraningrat di Madura. PAMBRONTAKAN RADEN TRUNAJAYA Semasa keuasaan pemerintahan Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Hamangkurat Agung di Kerajaan Mataram, terjadi peristiwa pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Trunajaya. Dalam peristiwa ini Paduka Sinuhun terdesak namun dapat meloloskan diri dari Karaton, dan mengungsi sampai di Tegal. Setelah beberapa waktu lamanya di Tegal, memerintahkan kepada putranya Pangeran Puger, agar menyirnakan Raden Trunajaya. Kehendak Sinuhun dapat terwujut dengan terbunuhnya Raden Trunojoyo di Ardi Ngantang Jawa Timur. Setelah Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Agung wafat dimakamkan di Tegal Arum, sebuah desa dekat dengan kota Tegal. Sedangkan keadaan Karaton Mataram rusak, kemudian Gusti Pangeran Puger mendirikan bangunan keraton di Kartasura, yang kemudian diberikan kepada kakak Hamangkurat Mas Amral. KRATON PINDAH DATENG KARTASURA. Yang dinobatkan Raja pertama kali adalah, Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Mas Amral. Kemudian Raja kedua adalah, Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Kencet . Selanjutnya Paduka Sinuhun Paku Buwana I Puger. Terhitunh masih saudara muda dengan Hamangkurat Mas. PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PRABU HAMANGKURAT MAS AMRAL Dinobatkan Raja di Karaton Kartasura Menurunkan putra putri adalah 1. Paduka Sinuhun Prabu Hamangkurat Kencet. 2. Pangeran Lembah. 3. Pangeran Teposono. 4. Raden Mas Garandi, Sunan Kuning, dilarkan dari isteri selir keturunan Cina. 5. Gusti Raden Ayu Dandun Matengsari. Paduka Sinuhun tidak menurunakan Raja. Wafat dimakamkan di Astana Pajimatan Imogiri. ASALSILAHIPUN PADUKA SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN HAMANGKURAT JAWA, HING KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1719. Wafat pada tahun 1727. Menikah dengan Kanjeng Ratu Kencana, putrinipun Ki Tumenggung Tirtakusuma. a. Kanjeng Sultan Demak Bintara III, menurunkan putra b. Kanjeng Panembahan Mas, di Madiun, menurunkan putra c. Gusti Kanjeng Ratu Retnodumilah, menikah dengan Paduka Sinuhun Panembahan Senapati di Ngalaga, menurunkan putra d. Panembahan Juminah Hing Madiun, menurunkan putra e. Pangeran Adipati Balitar, menurunkan putra f. Ki Tumenggung Balitar, menurunkan putra g. Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana I, di Kartasura menurunkan putra h. Paduka Sinuhun Hamangkurat Jawa di Kartasura. Putra Putri dalem 1. Kanjeng Pangeran Hario Mangkunegoro, di Kartasura. 2. Gusti Raden Ayu Suroloyo, di Brebes. 3. Gusti Raden Ayu Wiradigda. 4. Gusti Pangeran Hario Hangabehi. 5. Gusti Pangeran Hario Pamot. 6. Gusti Pangeran Hario Diponegoro. 7. Gusti Pangeran Hario Danupaya. 8. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana II 9. Gusti Pangeran Hario Hadinagoro. 10. Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, garwa Pangeran Hindranata. 11. Gusti Raden Ajeng Kacihing, dewasa sedho. 12. Gusti Pangeran Hario Hadiwijaya, sedho Kali Abu. 13. Gusti Raden Mas Subronto, wafat dalam usia dewasa. 14. Gusti Pangeran Hario Buminoto. 15. Gusti Pangeran Hario Mangkubumi, Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana I. 16. Sultan Dandunmatengsari, melakukan pemberontakan dan tidak berhasil. 17. Gusti Raden Ayu Megatsari. 18. Gusti Raden Ayu Purubaya. 19. Gusti Raden Ayu Pakuningrat. di Sampang 20. Gusti pangeran Hario Cokronegoro. 21. Gusti Pangeran Hario Silarong. 22. Gusti Pangeran Hario Prangwadono. 23. Gusti Raden Ayu Suryawinata. di Demak. 24. Gusti Pangeran Hario Panular. 25. Gusti Pangeran Hario Mangkukusumo. 26. Gusti Raden Mas Jaka, wafat usia muda 27. Gusti Raden Ayu Sujonopuro. 28. Gusti Pangeran Hario Dipawinoto. 29. Gusti Raden Ayu Adipati Danureja I. Urutan putera pertama 1 Kanjeng Pangeran Hario Mangkunegoro Kartasura, menurukan putra Raden Mas Sahit, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara I Surakarta. Urutan putera kedelapan 8, Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buawan II. Urutan putera keduabelas12 Gusti Pangeran Hario Hadiwijaya, wafat Kali Abu, menurunkan putra Pangeran Kusumodiningrat, menurunkan putra Pangeran Hadiwijaya, mantudalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegoro II, angsal Sakeli, peputra Pangeran Hadiwajaya, menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Bendara. Adalah putra dari Paduka Sinuhun Paku Buwana VIII. Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwana IX, peputra Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan X. Urutan putera kelimabelas 15 Gusti Pangeran Hario Mangkubumi, Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana di Yogyakarta. ASALSILAHIPUN HINGKANG SINUHUN KANJENG SUSUHUNAN PAKU BUWANA II, HING KARTASURA Garis Pancer dari Trah/Keturunan Ibu. Dinobatkan menjadi Raja pada tahun 1727. Wafat pada tahun 1749. Pindah dan mendiami Keraton Surakarta, hari Rebo Paing, Februari Th. 1745 Menikah dengan Gusti Kanjeng Ratu Mas. a. Kalifah Husen, putranipun Syeh Madi, kamantu Hario Baribin hing Madura, peputra b. Sunan Nguduipg Wall Prajurit agul-agul nlgari Dernak,peputra c. Panembahan Kali hing Poncowati Demak, asma Panembahan Kudus,. peputra ... d. Pangeran Demang, peputra e. Pangeran Rajungan, peputra f. Pangeran Kudus, peputra ^ g. Adipati Sumodipuro hing Pati, peputra h. Raden Adipati Tirtokusumo, peputra i. Gusti Kanjeng Ratu Kencana, Prameswaridalem Hingkang Sinuhun Hamangkurat Jawa hing Kartasura, peputra j. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Putra putri dalem 1. Gusti Kanjeng Ratu Timur, garwanipun Pangeran Pakuningrat., 2. Gusti Pangeran Hario Priyombodo, dewasa sedho. 3. Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan III. 4. Gusti Raden Ayu Puspokusumo. 5. Gusti Raden Ayu Puspodiningrat. 6. Gusti Raden Ayu Kaliwungu. 7. Gusti Raden Ayu Mangkupraja hing Demak. 8. Gusti Raden Ayu Pringgodiningrat. 9. Gusti Pangeran Hario Puruboyo. 10. Gusti Pangern Hario Balitar. 11. Gusti Pangern Hario Danupaya. 12. Gusti Raden Ayu Jungut. bhs jawa Pada waktu Pemerintahan Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana II, terjadi pembrontakan Cina, yang dipimpin Sunan Kuning Raden Mas Garandi adalah putradalem Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Mas, dari isteri selir/garwa ampil keturunan Cina. Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan melarikan diri mengungsi sampi di Ponorogo. Dan stelah Sunan Kuning dapat taklukan, Paduka Sinuhun kemudian memerintahakan meneliti keadaan Kraton, karena bangunan banguna di Kartosura kondisinya sudah hancur. Banyak tempat / Bangunan yang diberi tiang penyanggah, dengan maksud agar bangunan tersebut pagar, tembok rumah, pendapa tidak mengalami keruntuhan. Kemudian mememrintahkan punggawa Karaton Kartosuro yaitu Ki Tumenggung Harung Binang I memeriksa keadaan Kraton. Dalam riwayat pemilihan lokasi Karatob baru adalah di Dusun Sala, sebelah timur Kartasura untuk dilaksanakan Pembangunan baru Kedaton/Karaton. Setelah jadi bangunan Kararton Sala, Paduka Sinuhun melaksanakan boyongnan pindah dengan arak-arakan secara besar besaran, Paduka Sinuhun naik Kreta Kencana Kiyai Garuda. Rebo Paing Februari tahun 1745. Ki Tumenggung Harung Binang I, diwisuda menjadi Bupati Kebumen, nama gelar Adipati Honggowongso. Pindah ke Surakarta tahun 1745. Putradalem Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan Hamangkurat Jawa, Gusti Pangeran Mangkubumi nama saat usia muda Bandoro Raden Mas Sujono. Putra dari isteri selir / garwa ampeyan bernama Mas Ayu Tejawati. Setelah Rakakakak Paduka Sinuhun Kanjeng Susuhunan wafat, terjadi pemberontakan mbalelo Gusti Pangeran Mangkubumi. Dalam kisah terjadi hukuman pemenggalan kepala terhadap Pahlawan Surakarta adalah Ki Ngabehi Djoyokartiko Delu Penewu Keparak Gedong Tengen. PERJANJIAN GIYANTI WONTEN TAHUN 1735. Dalam pemerintahan Paduka Nata hing Surakarta Hingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwana III. Kanjeng Pangeran Mangkubumi dinobatkan di Karaton Yogyakarta, dengan nama gelar Paduka Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana I, Ngayogyakarta Hadiningrat. dalamvideo ini akan diceritakan sekilas silsilah keturunan raja mataram lombok terakhir~a.a. anglurah gde ngurah karangasem~video dibantu oleh bapak lalu ah Kabupaten Sinjai mempunyai nilai histories tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten yang di Propinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe. Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka dan bala Suka. Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui menre’ tessirui no’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan. Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu Limpo’e namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masing-masing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi diantara mereka. Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya “ PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksisensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai. Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 tiga kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1859 – 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jauth ke tangan belanda Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di suilawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa. Peristiwa ini terjadi tahun 1639. hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG Bulo-Bulo XXI agar meneria perjanjian Bongaya dan mengisinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagan di Lappa tetapi ditolah dengan tegas. Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten. Tangga 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk daerah timur termasuk residensi Celebes, dimana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah proklamasi kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959 Dan pada tanggal 17 Pebruari 1960 Abdul Latief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II Sinjai yang Pertama. Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 7 tujuh orang putra terbaik yakni dan saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak Andi Rudiyanto Asapa, SH, MH. Dengan motto SINJAI BERSATU Kabupaten sinjai terus maju dan berkembang menuju masa depan yang cerah…………..!!! RajaBone I alias Tomanurung digelari masyarakat Bone Matasimpoe. Periode kepemimpinannya berlansung selama 40 tahun, yakni dari tahun 1330 - 1370 Masehi. Selama menjadi Raja, ia bersama istrinya yang bernama Tenriawaru yang digelari Tomanurung ri Toro dikaruniai lima putra yakni, La Umasa, Patanra Wanua, Tenri Salogo, We Arratiga dan Isamateppa. Raja yang memimpin Kerajaan Singasari bisa dibilang tidak sebanyak kerajaan-kerajaan lain. Lantas, siapa sajakah mereka? Kamu bisa menyimak ulasan lengkap tentang silsilah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari di bawah ini!Lewat peninggalan prasasti sejarah yang ditemukan, silsilah mengenai raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Singasari dapat diketahui. Kerajaan tersebut didirikan oleh Ken Arok dan baru mampu meraih puncak kejayaan saat dipimpin oleh raja yang memimpin memang memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Terlebih lagi, di Kerajaan Singasari dipenuhi dengan intrik perebutan kekuasan yang banyak menumpahkan kamu tentunya sudah penasaran dan tidak sabar ingin segera menyimak ulasan lengkap mengenai silsilah para raja di Kerajaan Singasari ini, kan? Daripada kebanyakan basa-basi, langsung saja cek selengkapnya berikut ini, yuk! Penjelasan lengkap tentang silsilah Raja Singasari bisa kamu simak berikut ini 1. Ken Arok Sumber Wikimedia Commons Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, Ken Arok merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Singasari. Pada masa kepemimpinannya, kerajaan ini masih disebut sebagai Kerajaan Tumapel. Ia naik tahta pada tahun 1222 Masehi dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Sebelum menjadi seorang pemimpin, Ken Arok diketahui memiliki masa lalu yang cukup kelam. Sebelum lahir, ayahnya meninggal dunia. Sementara itu, ia dibuang di sebuah pemakaman beberapa saat setelah dilahirkan oleh ibunya yang bernama Ken Ndok. Entah ini sebuah keberuntungan atau kemalangan, bayi laki-laki itu kemudian ditemukan oleh seorang perampok bernama Lembong. Ia diangkat anak dan dibesarkan di lingkungan yang akrab dengan kekerasa. Jadi, bukan hal yang mengherankan jika dirinya kemudian memiliki kepribadian yang kurang baik. Setelah dewasa, Ken Arok kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia bertahan hidup dengan satu-satunya cara yang diketahuinya, yaitu merampok atau membegal. Hingga pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang brahmana asal India yang bernama Lohgawe. Ia kemudian dididik menjadi lebih baik dan berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pengawal dari Akuwu Tumapel, yaitu Tunggul Ametung. Di sinilah kemudian dirinya bertemu dengan Ken Dedes yang berparas rupawan. Ia pun jatuh cinta dan berniat untuk memilikinya. Menjadi Penguasa Ken Arok rupanya tidak hanya ingin memiliki Ken Dedes, tetapi juga berniat untuk merebut kekuasaan milik Tunggul Ametung. Ia kemudian pergi menemui Mpu Gandring untuk memesan sebuah keris. Namun pada saat waktu yang ditentukan, sang mpu belum mampu menyelesaikan pesanannya. Ken Arok marah lalu menusuknya menggunakan keris tersebut. Sebelum meninggal, Mpu Gandring mengutuk lelaki itu kalau ia dan keturunannya juga akan mati karena tusukan keris. Setelah itu, ia membawa pulang keris tersebut dan memamerkannya pada Kebo Ijo. Kebo Ijo yang terkesima kemudian meminjamnya dan memamerkannya pada semua orang. Ia tidak tahu kalau itu adalah sebuah jebakan. Malam harinya, Ken Arok mengambil keris pusaka itu dari tangan Kebo Ijo lalu menggunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung. Keesokan harinya, Kebo Ijo-lah yang ditangkap dan dituduh sebagai penyebab kematian tersebut. Sepeninggal Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian naik jabatan menjadi Akuwu Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Namun, itu masih belum cukup karena ia juga berencana untuk membuat Tumapel lepas dari Kerajaan Kediri. Hingga kemudian, terjadilah sebuah masalah antara para brahamana dan raja terakhir Kediri yang bernama Kertajaya. Ken Arok kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan penyerangan dan memerdekakan wilayahnya. Kertajaya dapat dikalahkan dan kekuasaan Kediri pun jatuh ke tangannya. Setelah itu, ia memindahkan pemerintahan ke Tumapel dan diangkat menjadi raja. Dari pernikahannya dengan Ken Dedes, Ken Arok diberikan empat orang anak. Mereka adalah Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibaya, dan Dewi Rumbu. Setelah itu, dirinya menikah lagi dengan seorang selir bernama Ken Umang. Dari hubungan ini, pasangan tersebut juga mendapatkan empat orang anak, yang bernama Tohjaya, Panji Sidhatu, Tuan Wergola, dan Dewi Rambi. Baca juga Mengenal Sosok Kundungga, Sang Pendiri Kerajaan Kutai 2. Anusapati Arca Perwujudan AnusapatiSumber Wikimedia Commons Pemegang kekuasaan Kerajaan Singasari selanjutnya jatuh ke tangan Anusapati. Ia naik tahta pada tahun 1227 Masehi. Kamu mungkin bertanya-tanya siapakah Anusapati ini karena namanya tidak tercantum sebagai anak Ken Arok. Laki tersebut adalah anak dari Ken Dedes bersama Tunggul Ametung. Wanita itu sedang hamil tiga bulan saat menikah untuk yang kedua kalinya. Anusapati baru mengetahui fakta kalau dirinya bukanlah anak kandung Ken Arok ketika dirinya sudah dewasa. Itupun setelah mendesak sang ibu untuk menjelaskan mengapa perlakuan ayah kepadanya begitu berbeda jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain. Mau tidak mau, Ken Dedes pun menceritakan semuanya. Ayah kandungnya, yaitu Tunggul Ametung tewas dibunuh oleh Ken Arok menggunakan sebuah keris. Saat mendengar hal tersebut, amarah Anusapati pun memuncak dan berniat untuk balas dendam. Ia mencari keris pusaka itu dan menyuruh orang untuk membunuh anak tirinya. Ken Arok tewas ditikam oleh orang suruhan Anusapati saat sedang makan siang. Dengan demikian, kutukan dari Mpu Gandring pun benar-benar terjadi. Sementara itu untuk menghilangkan jejak, ia membunuh suruhannya setelah tugas selesai. Raja kedua dari Kerajaan Singasari ini berkuasa cukup lama, yaitu selama 21 tahun. Namun selama memegang pemerintahan, hidupnya tidak tenang karena takut kalau saudaranya yang lain menuntut balas. Sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Tohjaya mengetahui kalau Anusapati-lah yang membunuh ayahnya. Setelah merencanakan balas dendam dengan rapi, Anak Ken Arok dan Ken Umang mengajak Anusapati untuk melakukan sabung ayam. Saat lengah, ia kemudian membunuhnya dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring. Baca juga Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat 3. Tohjaya Silsilah kepemimpinan Kerajaan Singasari kemudian dilanjutkan oleh Tohjaya setelah Anusapati meninggal. Ia resmi memimpin pada tahun 1248 Masehi. Sama seperti yang dialami oleh saudaranya, Tohjaya juga merasa was-was dalam menjalankan pemerintahan. Ia takut kalau keponakannya akan menuntut balas atas kematian sang ayah. Atas hasutan dari abdi setianya, yaitu Pranajaya, raja ketiga Kerajaan Singasari itu kemudian berencana untuk membunuh Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Kedua orang itu dianggap sangat mengancam kedudukannya sebagai raja. Sebagai tambahan informasi, Ranggawuni adalah anak dari Anusapati. Sementara itu, Mahisa Cempaka merupakan putra dari Mahisa Wonga Teleng. Tohjaya kemudian menyuruh salah satu pengawalnya yang bernama Lembu Ampal untuk membunuh kedua orang ponakannya tersebut. Namun entah apa yang terjadi, sang pesuruh malah balik memihak Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Ia bahkan berhasil mengumpulkan kekuatan untuk membantu pangeran-pangeran itu. Pada tahun 1250 Masehi, meletuslah peperangan di Kerajaan Tumapel. Ranggawuni dan Mahisa Cempaka memimpin pemberontakan tersebut untuk menurunkan Tohjaya. Dalam peristiwa terebut, sang raja terkena tusukan tombak. Meskipun berhasil untuk kabur, tapi ia meninggal karena lukanya yang begitu parah. Bisa dibilang, Tohjaya adalah raja Kerajaan Singasari yang memiliki waktu pemerintahan paling singkat. Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan kalau Tohjaya tidak dianggap sebagai raja karena hal tersebut. Baca juga Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri 4. Wisnuwardhana Sumber Kuwaluhan Setelah mengalahkan Tohjaya, Ranggawuni kemudian naik tahta pada tahun 1248 Masehi. Menurut Prasasti Maribong, di situ tertulis bahwa gelarnya adalah Sri Jayawisnuwarddhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana. Sementara itu, Mahisa Cempaka juga mendapatkan peranan penting dalam pemerintahan, yaitu sebagai Ratu Angabhaya. Jabatan tersebut bisa dibilang sebagai wakil raja. Ia memiliki gelar Narasinghamurti. Kedua cucu dari Ken Dedes tersebut memimpin kerajaan dengan berdampingan dan damai. Maka dari itu, mereka kemudian menjadi simbol perdamaian dari keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung. Di era kepemimpinannya, terjadi sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Linggapati. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Mahibit. Beruntung, ia dapat menumpasnya. Pada masa pemerintahannya, Wisnuwardhana membangun sebuah pelabuhan di Sungai Brantas yang diberi nama Canggu. Selain itu, ia juga mengubah nama ibukota dari Kutaraja menjadi Singasari. Setelah itu, kerajaan tersebut menjadi lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari. Raja yang juga dissebut Semininingrat pada Prasasti Mula Malurung ini meninggal pada sekitar tahun 1270 Masehi. Ia kemudian disemayamkan Jajagu. Sementara itu, Narasinghamurti juga meninggal tak lama kemudian. Ia lalu dicandikan di Mireng. Baca juga Peninggalan Sejarah yang Menunjukkan Eksistensi Kerajaan Tarumanegara 5. Kertanegara Arca Joko Dolog Perwujudan Raja KertanegaraSumber Silsilah raja pemimpin Kerajaan Singasari selanjutnya berada di tangan anak laki-laki Wisnuwardhana yang bernama Kertanegara. Menurut catatan sejarah, ia resmi naik tahta pada tahun 1268 Masehi dengan gelar Sri Maharajadhiraja Krtanegara Wikrama Dharmmottunggadewa. Sebelum menjadi raja, ia pernah diangkat menjadi raja muda pada tahun 1254 Masehi. Gelar yang dipakainya pada saat itu adalah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa. Pada masa pemerintahan Raja Kertanegara inilah Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya. Ia memiliki misi untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara. Beberapa wilayah yang sudah berhasil ditaklukkannya adalah Melayu, Tumasik, Pahang, seluruh pulau Jawa, dan Bali. Kertanegara menikah dengan seorang putri bernama Sri Bajradewi. Dari pernikahan tersebut, mereka memperoleh empat orang anak, yaitu Tribhuwananeswari, Gayatri, Jayendradewi, dan Narendraduhita. Keempat putrinya itu nanti menikah dengan Raden Wijaya yang mendirikan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Singasari memang meraih kejayaan saat dipimpin oleh Kertanegara. Namun, ini juga merupakan akhir dar era kerajaan tersebut. Pada tahun 1293, terjadi penyerangan terhadap Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang. Jayakatwang adalah menantu dari Wisnuwardhana. Pemberontakan tersebut berakibat fatal dan menewaskan Kertanegara dan juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Singsari. Baca juga Ulasan Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Kediri Sudah Puas Menyimak Silsilah Lengkap dari Penguasa Kerajaan Singasari di Atas? Demikianlah informasi lengkap tentang silsilah para raja pemimpin Kerajaan Singasari. Bagaimana? Apakah sudah menjawab rasa ingin tahumu? Selain itu, kalau misalnya juga sedang mencari ulasan serupa tentang kerajaan-kerajaan lain di nusantara, kamu bisa mendapatkannya di PosKata. Tunggu apalagi? Yuk, langsung saja dicek! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. SilsilahKeturunan Raja Siang. Silsilah raja - raja Siang setelah tampuk pemerintahan Siang dipegang Karaengta Allu adalah sebagai berikut : (1) Masa pemerintahan Daeng Sinjai ini penduduk Agangnionjo semakin meningkat seiring dengan peningkatan dan kemajuan kemakmuran. Setelah beliau wafat, dia digantikan oleh To Maburu Limanna.
SilsilahKeluarga Patrick Star, Ternyata Ia Keturunan Raja dan Punya Hubungan Darah dengan Gary Lho! Kok bisa bintang laut dan siput punya hubungan saudara? Lewat silsilah keluarga Patrick ini Kamu bisa temukan jawabannya!
SriMaharaja Rakai Pikatan Mpu Manuku adalah silsilah kerajaan Mataram kuno dari raja keenam kerajaan Medang pada periode Jawa Tengah berkuasa sekitar 840-an-856-an. Prasasti Wantil dibuat pada 12 November 856. Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa adalah garis keturunan keenam belas dari Kerajaan Mataram kuno dan Inilahsilsilah keturunan datuk larang tapa dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik silsilah keturunan datuk larang tapa serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang silsilah keturunan datuk larang tapa . YGF72.
  • dpi324n1q4.pages.dev/58
  • dpi324n1q4.pages.dev/244
  • dpi324n1q4.pages.dev/362
  • dpi324n1q4.pages.dev/321
  • dpi324n1q4.pages.dev/100
  • dpi324n1q4.pages.dev/351
  • dpi324n1q4.pages.dev/205
  • dpi324n1q4.pages.dev/286
  • dpi324n1q4.pages.dev/229
  • silsilah keturunan raja sinjai