Kadangkalauntuk menunjukkan sesuatu kepada sang Baginda Raja Harun Al-Rasyid, Abu Nawas tidak bisa hanya sekedar melaporkannya secara lisan. Gus Mus adalah seorang Kiai kharismatik yang sangat dekat dengan rakyat, melalui pemikiran-pemikirannya. Gus Mus juga termasuk Kiai yang aktif dan banyak memunculkan pemikiran-pemikiran dan dakwahnya melalui seni khususnya puisi. Di bawah ini adalah salah satu puisi yang menjadi masterpiece’ dari Gus Mus. Puisi ini menggambarkan kekritisan baliau untuk menyuarakan suara rakyat kepada pemerintahan saat itu orde baru. semoga bermanfaatKau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana Kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir aku harus bagaimana? kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai kau ini bagaimana? kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan aku harus bagaimana? aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku kau ini bagaimana? kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya aku harus bagaimana? aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain kau ini bagaimana? kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai aku harus bagaimana? aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya kau ini bagaimana? kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah aku harus bagaimana? aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab kau ini bagaimana? kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku aku harus bagaimana? aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu kau ini bagaimana? kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis aku harus bagaimana? kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja kau ini bagaimana? aku bilang terserah kau, kau tidak mau aku bilang terserah kita, kau tak suka aku bilang terserah aku, kau memakiku kau ini bagaimana? atau aku harus bagaimana? 1987 Mustofa Bisri Gus Mus
Puisigus mus atau KH Mustofa Bisri atau Gus Mus hanya menanggapi santai soal puisi karyanya yang belakang kemarin sempat menjadi perbincangan. Puisi yang sa

Kau ini bagaimana? kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir aku harus bagaimana? kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai kau ini bagaimana? kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan aku harus bagaimana? aku kau suruh maju, aku mau maju kau serimpung kakiku kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku kau ini bagaimana? kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya aku harus bagaimana? aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain kau ini bagaimana? kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil- manggilnya dengan pengeras suara tiap saat kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai aku harus bagaimana? aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya kau ini bagaimana? kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah- rumah kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah aku harus bagaimana? aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi- jadi aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a ’lam bissawab kau ini bagaimana? kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku aku harus bagaimana? aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu kau ini bagaimana? kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis aku harus bagaimana? kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja kau ini bagaimana? aku bilang terserah kau, kau tidak mau aku bilang terserah kita, kau tak suka aku bilang terserah aku, kau memakiku kau ini bagaimana? atau aku harus bagaimana?

SUATUketika Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memasak sop ceker dan jeroan ayam. Namun, tidak diketahui apakah ini kisah nyata atau sekedar humor Gus Dur saja. Menurut buku Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus karya KH. Husein Muhammad, saat di Kairo Gus Dur pernah memasak sop ceker yang isinya sayap, kepala, dan jeroan ayam.

Iamenjelaskan, puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” itu dibuat Gus Mus pada era 1980-an. Persisnya ketika rezim Orde Baru berkuasa, sehingga puisi Gus Mus tersebut adalah medium untuk mengkritik penguasa Soeharto yang otoriterian.
NasehatGus Dur: Bila Engkau Anggap Solat, Anggapl Tahlilan Itu Jangan Mengingat Dan Mencari Keburukan, Kesalahan Inilah 5 Perbedaan MONDOK Dengan KULIAH; 9 Alasan Kenapa Harus Fanatik terhadap NU; Berjanjilah Pada Dirimu Sendiri. Jika Anda Menasehati Seseorang ILMU, Dahulu & Sekarang. Pantun Jowo [Guyonan] Kerjaadalah Cinta Setelah seminggu lebih lamanya cuti, akhirnya hari ini, Minggu (21/10) aku kembali memulai bekerja lagi.Saat lagi asyik browsing klip Kla Project di You Tube, ada satu lagu yang berjudul Hey mempunyai lirik bagus yang diambil dari puisi Kahlil Gibran, yang sanggup memotivasiku untuk memulai bekerja dengan penuh cinta. Ceeilee Kerja adalah Sesekali dalam perjalanan, Gus Mus menirukan beberapa lirik dalam lagu Ummi Kultsum itu: Yaritni ‘umri ma habbait, ataqallab’ ala gamrin nar, wattasyarrad wa yal-afkar (andai dalam hidup ini aku tak pernah mencintaimu, aku seperti berguling-guling di atas bara api, aku seperti orang yang terusir). “Ada dua laki-laki yang sama-sama mencintai Ummi Kultsum,” kata 7Kt8K.
  • dpi324n1q4.pages.dev/355
  • dpi324n1q4.pages.dev/58
  • dpi324n1q4.pages.dev/41
  • dpi324n1q4.pages.dev/399
  • dpi324n1q4.pages.dev/35
  • dpi324n1q4.pages.dev/86
  • dpi324n1q4.pages.dev/91
  • dpi324n1q4.pages.dev/160
  • dpi324n1q4.pages.dev/356
  • gus mus aku harus bagaimana lirik